SENI TARI CIAYUMAJAKUNING



SENI TARI CIAYUMAJAKUNING

Cirebon, 6/12 (ANTARA) - Pagelaran seni kebiasaan  Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) yang dilangsungkan  di halaman kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah III Cirebon sekitar  dua hari (5-6/12) dilangsungkan  meriah, Minggu.
Kegiatan yang diagendakan rutin satu tahun  dua kali ini memperlihatkan  puluhan kesenian wilayah  Ciayumajakuning yang keadaannya mulai dilupakan, bahkan ada sejumlah  yang mulai punah, laksana  tari Ronggeng Pringgel dari Indramayu yang hanya dapat  dimainkan oleh Mimi Tiweng yang ketika  ini berusia 65 tahun.
Sejumlah kesenian wilayah  yang diperlihatkan  dalam pagelaran itu  diantaranya Tari Gembyung, Gamelan Rentang dan Genjring Akrobat dari Kota Cirebon dan Tari Tayuban dan Shalawatan dari Kabupaten Cirebon.
Kabupaten Majalengka memperlihatkan  kesenian yang sampai  sekarang masih eksis yakni  Calung dan tarian kreasi perpaduan sebanyak  tarian nusantara yang dikolaborasikan dengan tari Jaipong yang lantas  diberi nama Tari Jaipong Bali.
Kabupaten Kuningan memperlihatkan  kesenian tradisional Tari Maung Logay, yakni  tarian yang menampilkan sekian banyak   gaya tari yang dikomposisikan dengan sejumlah  tarian laksana  Jaipong, Sintren, Tayuban dan Pesta Dadung.
Gabungan tarian yang tidak sedikit  tersebut diberi nama tari Maung Logay (loba gaya atau tidak sedikit  gaya.Red). Ditambah pula dengn Tari Kalangenan dan kesenian yang telah  tidak asing lagi yakni  Reog.
Yang lumayan  menarik perhatian pemirsa  dalam pagelaran seni kebiasaan  Ciayumajakuning ini ialah  Ronggeng Pringgel dari Indramayu. Kesenian yang melulu  ada di Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu ini dimainkan oleh seorang nenek mempunyai  nama  Mimi Tiweng. Konon, tarian ini hanya dapat  dimainkan oleh Mimi Tiweng karena sampai  sekarang tidak terdapat  generasi baru yang mempelajari bahkan menampilkannya di depan publik.
Hal menarik  dari tarian ini dikomparasikan  dengan tari ronggeng pada umumnya, Ronggeng Prigel ini memperlihatkan  gerak tari yang lebih bebas bahkan sang penari dapat  meliuk-liukkan tubuhnya di atas perangkat  musik ketuk.
Meski dalam umur  senjanya, Mimi terlihat  masih lincah bertindak  di atas panggung bahkan ketika  bergoyang di atas ketuk yang pada sejumlah  seni tari dirasakan  sangat tabu guna  menginjaknya. Penampilan Mimi itu  mendapat tepuk tangan meriah dari semua  penonton yang mayoritas  pelajar dan orang tua tersebut.
Di samping  Pringgel, Kabupaten Indramayu pun  menampilkan kesenian Rudat, yakni  kesenian bernuansa islami yang tumbuh di pesantren-pesantren dan sampai  sekarang masih eksis.
Seni tradisional lainnya ialah  seni Tari Topeng, kesenian ini adalah kesenian asli wilayah  Cirebon, tergolong  Indramayu. Tari topeng ialah  salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut tari topeng, sebab  penarinya memakai  topeng di ketika  menari. Tari topeng ini sendiri tidak sedikit  sekali ragamnya, dan merasakan  perkembangan dalam urusan  gerakan, maupun kisah  yang hendak  disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau dapat  juga dimainkan oleh sejumlah  orang.
Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini ialah  Tari Topeng Kelana Kencana Wungu yang adalah rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang mengisahkan  ratu Kencana Wungu yang dikejar-kejar oleh Prabu Menak Jingga yang tergila-tergila kepadanya. Pada dasarnya setiap  topeng yang mewakili setiap  karakter mencerminkan  perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah tetapi  anggun. Menak Jingga (disebut pun  Kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, temperamental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.
Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik yang didominasi oleh kendang dan rebab, merupakan karakteristik  lain daritari topeng.
Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih tidak jarang  dipentaskan pada acara-acara sah  daerah, ataupun pada momen tradisional wilayah  lainnya.
Seni Tari Dermayon mempunyai  komposisi gerak tari yang khas dengan kostum topeng berciri spesifik dan mempunyai  8 karakter yang unik, dari mulai topeng panji hingga  kelana. Hal berikut  yang memisahkan  tari topeng dermayon dengan tari topeng yang lain. Tari topeng bisa  dimainkan oleh satu penari tarian solo atau dapat  juga dimainkan oleh sejumlah  orang.
Tari topeng mempunyai  nilai hiburan yang berisi  pesan-pesan terselubung dan paling  menyentuh sekian banyak   aspek kehidupan, mencakup  kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta, angkara murka serta mencerminkan  perjalanan hidup insan  sejak dicetuskan  hingga dewasa.
Tari topeng Dermayon sudah  mendapat apresiasi yang tinggi dengan hasil karya dan perjuangan sang Maestro Tari Topeng Indramayu, Mimi Marsinah. Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian diperlihatkan  dengan menjaga  tradisi tari. Mimi Rasinah pun  aktif mengajarkan tari topeng ke sekolah-sekolah yang berada di distrik  Indramayu dan mempunyai  sanggar tari topeng. Walaupun Mimi Rasinah sudah  tiada, tetapi  jiwa dan semangatnya dalam memperjuangkan seni tari Topeng Indramayu selalu diingat  oleh masyarakat Indramayu dan Indonesia.
TOPENG sebagai di antara  genre produk seni kebiasaan  Cirebon adalah identitas global atau payung besar gaya atas sub-sub gaya yang mempunyai  sifat  lokal. Setiap desa dan kumpulan  dalang seni topeng mempunyai  gaya penampilan khasnya. Para pelaku kebiasaan  Indramayu yang sering dirasakan  sebagai unsur  dari manusia  kultural Cirebon ingin  merasa mempunyai  identitasnya tersendiri. Mereka mengaku  sebagai Wong Dermayu dengan segala produk seni budayanya yang menemukan  label Dermayu. Label pengukuhan pendapat bahwa mereka yang bukan Wong Cirebon, Wong Jawa, Wong Sunda, dan lainnya mencitrakan peragaan  topeng Indramayu yang lazim dinamakan  "Topeng Dermayon".
Perbedaan gaya di dalam Tari Topeng Indramayu tidak terlihat  jelas di mata orang-orang awam. Pengertian lain, Tari Topeng Indramayu mempunyai  kekhasan tersendiri, bilamana  dibandingkan dengan peragaan  tari toipeng dari wilayah  Cirebon lainnya, seperti: Slangit, Palimanan, atau Cibeber. Hal ini dapat ditonton  melalui pertunjnukan Tari Topeng Indramayu yang terdiri dari serangkaian tari topeng, yakni: Topeng Panji, Topeng Pamindo, Topeng Rumyang, Topeng Tumenggung, Topeng Klana Wringut, dan Topeng Klana Udheng.
·        Topeng Panji
Topeng Panji ialah  tarian yang disajikan di mula  pertunjukan dengan karakter penari yang paling  lembut. Motif gerak penarinya simpel  dengan irama yang paling  lembut pula. Kaki penari tidak pernah diusung  dari lantai. Apabila akan mengolah  arah hadap, gerak penari tidak mengusung  telapak kaki dari lantai laksana  gerak seser dalam tarian Jawa. Ukuran kualitas di dalam memeragakan tari Topeng Panji, yakni saat  penonton hampir  tidak menyadari kapan penari mengolah  posisi hadap serta posisi dasi yang dikenakannya. Jikalau dasi terlihat  longgar dan tidak menempel apik  menandakan penari belum dapat  mengatur kelembutan napasnya.
Ukuran kepantasan kepiawaian penari Topeng Panji, andai  ada pemirsa  yang tanpa sadar menangis (terharu) saat  menyaksikannya menari. Di samping  itu, ukuran kepantasan penari Topeng Panji manakala memeragakan tarian itu  benar-benar lembut dan tanpa ekspresi. Penari yang dapat  mencapai tingkat kepiawaian di dalam memeragakan tarian itu  akan serupa   mayat yang menari.
Sebelum memeragakan tari Topeng Panji, sejumlah  dalang sepuh mengekor  adat yakni mengerjakan  ritual eksklusif  demi keselamatan dan keberhasilan pertunjukan, contoh  berpuasa mutih. Selain, ritual itu  dimaksudkan supaya  penari dalam situasi  badan serta benak  rileks, dan tidak mengeluarkan tidak sedikit  keringat.
Tidak tidak sedikit  penari yang memelajari tari Topeng Panji. Disebabkan tarian tersebut seringkali  menelan durasi masa-masa  80 mennit dan dimainkan di panggung hajatan yang mewajibkan  persyaratan fisik lumayan  kuat dalam posisi pasangan (kuda-kuda). Selain, tarian tersebut paling  monoton dan membosankan untuk  penonton. Dikarenakan motif gerak tariannya paling  sederhana dan berirama lembut, penampilan penarinya lebih impresif sampai  terkesan tidak cukup  komunikatif dengan pentonton.
Kedok tari Topeng Panji berwarna putih dengan mulut tidak banyak  terbuka dan seolah tersenyum, mata sipit, dan tanpa dekorasi  rambut. Jenis tarian yang terkesan lembut dan bersih hati ini melukiskan kebenaran, sebagaimana disimbolkan melewati  garis lurus serupa   aksara alif. Sementara, iringan tari Topeng Panji ialah  gending Kembang Sungssang yang mempunyai  dinamika tertentu yaitu  dodoan (lembut) dan deder(cepat). Tidak terdapat  nama tokoh tentu  dari karakter yang digambarkan. Tidak bersangkutan   dengan jalan cerita.

·        Tari Topeng Pamindo
Topeng Pamindo adalah jenis tari topeng yang berkarakter ganjen (riang) itu  mempunyai  analopgi dengan sifat kanak-kanak. Gerak tariannya paling  variatif, khususnya  pada unsur  tengah dan akhir saat  iringan bertempo semakin cepat.
Kedok tari Topeng Pamindo berwarna putih kekuningan dengan rona wajah ceria. Keseluruhan tari Topeng Pamindo mengisahkan  keceriaan yang diperlihatkan  melalui format  mulut kedok separuh  terbuka sampai  sederetan giginya tampak. Bentuk mata kedok unsur  atas separuh  melingkar. Di selama  tepi kening kedok, ada  ukiran rambut dengan dekorasi  kembang pilis.

·        Tari Topeng Rumyang
Tari Topeng Romyang diiringi lagu Rumyang. Kedok tarian ini berwarna putih kecoklatan dan tanpa dihiasai rambut. Karakter tari yang ditampilkan salah satu  tari Topeng Panji dan Topeng Pamindo ini memiliki cerminan  polos. Karakter yang tersirat pada tarian tersebut ialah  ceria. Keceriaan ini dicerminkan  dengan mulut kedok tidak tertutup, format  matanya sipit dan ingin  datar, serta alis yang seolah diusung  menyerupai format  gunung.

·        Tari Topeng Tumenggung
Tari Topeng Tumenggung seringkali  ditampilkan dalam peragaan  lepas. Pada tarian ini dicerminkan  tokoh Tumenggung Magangdiraja yang diutus Raja Bawarna untuk menciduk  Jingga Anom, seorang tumenggung dari Jongjola. Kedok yang dikenakan oleh penari (tokoh) Tumenggung berwarna merah dengan karakter gagah, muka berbentuk lebar dengan mata bulat dan melotot. Kesan gagah diperlihatkan  dengan kumis lebat serta jenggot di bawah mulut. Karakter tari Topeng Tumenggung ialah  gagah dengan gerak powerful  di dalam ruang yang luas.

·        Tari Topeng Klana Wringut
Tari Topeng Klana Wringut seringkali  diminati anak-anak dan ibu-ibu. Kedok Klana Wringut berwarna merah tua dengan ekspresi garang. Hidung mancung panjang. Kedok tersebut mencerminkan  karakter raja saat mengerjakan  dinas kerajaan. Demi mengawal  kewibawaannya, penari terlihat  tegas, kejam, dan disiplin.

·        Tari Topeng Klana Udeng
Ciri tari Topeng Klana Udeng, kedok berkarakter drodos dengan format  hidung mancung panjang dan mendongak ke atas. Gambaran yang ditampilkan ialah  sifat seorang di balik layar dengan perilaku tidak cukup  terkendali. Meskipun ia ialah  raja, kedok drodos mencerminkan  kegilaan serta sikap tidak cukup  kontrol dari seorang raja yang tengah kasmaran. Gerak tarian paling  ekspresif dengan tekanan-tekanan gerak yang kuat. Kaki penari acapkali diusung  kemudian memasuki  kotak atau tepi kendang. Pasangan(kuda-kuda) lumayan  lebar dengan di antara  kaki di depan serta gelengan kepala yang ekspresif sampai  mengesankan kekokohan borongan  gerak.
Jenis tarian Topeng Klana Udeng dibuka  dengan dodoan, kemudian  unggah tengah(cepat atau naik), dan semakin deder (cepat). Pada tarian yang dikemas lebih cepat (10-15 menit) itu, dodoan tidak ditarikan. Hanya unsur  tengah sebelum ngrasuk (mengenakan) kedok, irama menjadi dinamis dan semakin kaya gerakan. Puncak tari Topeng Klana Udeng yaitu  pada ketika  irama semakin cepat dan penari telah  mengenakan kedok.

Posting Komentar

1 Komentar