Musik Pengiring Tari Topeng


Gerakan tangan yang lemah lembut oleh para penari yang cantik, yang diiringi dengan dominasi alunan musik rebab dan kendang merupakan ciri khas dari pementasan Tari Topeng. Selain itu, berbagai macam busana yang dipakai (toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng) yang berwarna kuning, hijau, dan merah semakin menambah indah tarian yang dibawakan.

Tarian ini diawali dengan formasi membungkuk, formasi ini melambangkan penghormatan kepada penonton dan sekaligus pertanda bahwa tarian akan dimulai. Setelah itu, kaki para penari digerakkan melangkah maju-mundur yang diiringi dengan rentangan tangan dan senyuman kepada para penontonnya. Gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan membelakangi penonton dengan menggoyangkan pinggulnya sambil memakai topeng berwarna putih, topeng ini menyimbolkan bahwa pertunjukan pendahuluan sudah dimulai.

Setelah berputar-putar menggerakkan tubuhnya, kemudian para penari itu berbalik arah membelakangi para penonton sambil mengganti topeng yang berwarna putih itu dengan topeng berwarna biru. Proses serupa juga dilakukan ketika penari berganti topeng yang berwarna merah. Uniknya, seiring dengan pergantian topeng itu, alunan musik yang mengiringinya juga semakin keras. Puncak alunan musik paling keras terjadi ketika topeng warna merah dipakai para penari. Gerakan-gerakan tersebut merupakan bentuk tarian pembuka dalam pementasan Tari Topeng.

Contoh pertunjukan Tari Topeng lainnya, yang memadukan seni tari, musik, dan drama adalah Tari Topeng dengan cerita Ratu Kencana Wungu, seorang ratu yang menolak cinta Prabu Minakjingga. Dalam tarian ini, salah satu penarinya berperan sebagai Ratu Kencana Wungu dengan memakai topeng warna biru, warna itu menggambarkan karakter sang ratu yang lincah dan anggun. Sedangkan penari lainnya, berperan sebagai Prabu Minakjingga dengan memakai topeng warna merah yang menggambarkan karakter dari Prabu Minakjingga yaitu berangasan (tempramental) dan tidak sabaran.

Dalam cerita Ratu Kencana Wungu tersebut, nampak bahwa Tari Topeng mampu menyimbolkan berbagai macam karakter seseorang, dalam hal ini: kepribadian, kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta, angkara murka, dan aspek kehidupan lainnya. Berbagai macam simbol itu terdapat pada topeng yang dipakai, alunan musik pengiring nya, dan gerakan para penarinya yang berposisi memerankan tokoh dalam tema cerita yang dimainkannya itu.

Selain sebagai media hiburan, tarian ini juga pernah dijadikan sebagai media komunikasi dakwah Islam di Cirebon pada zaman dulu, di samping berbagai macam media kesenian lainnya, yaitu gamelan, angklung, wayang kulit, renteng, brai, reog, dan berokan. 



Alat Musik Pengiring Tari Topeng

Tidak hanya satu jenis alat musik saja yang mengiringi tarian ini. Perpaduan antara beberapa alat musik, membuat tarian ini menjadi unik dan penonton mudah terbawa dalam suasana pentas. Ada beberapa alat musik untuk mengiringi pementasan tarian ini, antara lain:
  • Satu Pangkon Saron.
  • Satu Pangkon Bonang.
  • Tiga Buah Gong yaitu Kiwul, Sabet, Telon.
  • Satu Pangkon Titil.
  • Satu Pangkon Kenong.
  • Seperangkat Alat Kecrek.
  • Satu Pangkon Jengglong.
  • Satu Pangkon Ketuk.
  • Dua Buah Kemanak.
  • Satu Pangkon Klenang.
  • Seperangkat Kendang Yang Terdiri Dari Ketiping, Kepyang, dan Gendung.
Semuanya dimainkan dengan alat pemukul, kecuali untuk Tari Topeng Tumenngung kendang dimainkan secara biasa yaitu di tepak/dipukul dengan tangan.





Lagu – lagu yang mengiringi adalah :
  •          Kembangsungsang untuk Topeng Panji
  •          Kembangkapas untuk Topeng Pemindo
  •          Rumyang untuk Topeng Rumyang
  •          Tumenggung untuk Topeng Tumenggung
  •          Barlen untuk Topeng Jinggaanom
  •          Gonjing untuk Topeng Kelana 
Juga dilengkapi dengan lagu tratagan dan lagu wayang perang pada saat perang antara Tumenggung dan Jinggaanom.

Perlengkapan yang dipakai dibawah ini, yaitu :
  • Kedok / Topeng yang terbuat dari kayu dan cara memakainya dengan menggigit bantalan karet pada bagian dalam nya.
  • Sobra sebagai penutup kepala yang dilengkapi dengan jamangan dan dua buah sumping.
  • Baju yang berlengan.
  • Dasi yang di lengkapi dengan peniti ukon (mata uang jaman dulu )
  • Mongkron yang terbuat dari batik lokoan.
  • Ikat pinggang stagen yang dilengkapi badong.
  • Celana sebatas bawah lutut.
  • Sampur / selendang
  • Gelang tangan
  • Keris
  • Kaos kaki putih sampai lutut
  • Kain batik
  • Kadang – kadang dilengkapi dengan boro (epek)

Selain kelengkapan busana tersebut di atas kadang – kadang untuk Tari Topeng Tumenggung menggunakan tambahan berupa tutup kepala kain ikat dan di lengkapi dengan peci dan kaca mata.
Tari topeng selalu dipentaskan dengan diiringi oleh alat musik tradisional Jawa Barat dan seorang Sinden. Adapun alat musik tradisional yang digunakan antara lain rebab, kecrek, kulanter, ketuk, gendang, gong, dan bendhe. 

Namun demikian, musik pengiring tari Cirebon ini berbeda-beda masing-masing daerahnya. Musik pengiring tari Topeng Cirebon yang terdapat di wilayah kabupaten Cirebon dan kabupaten Indramayu menggunakan instrumen musik bernuansa khas Cirebonan seperti Gamelan Cirebon dan sejenisnya. Pada tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara, musik pengiringnya justru menggunakan musik-musik Bajidoran yang merupakan seni khas kebudayaan Sunda di kabupaten Subang dan kabupaten Karawang.



Posting Komentar

0 Komentar